Prosesi dan Sajian Selamatan Kematian
Secara garis besar, tradisi
selamatan kematian adalah bentuk pemujaan roh orang yang telah meninggal dengan
harapan tetap teljadi hubungan yang "harmonis" antara warga
masyarakat yang masih hidup dan roh-roh orang yang telah meninggal. Masam dan
urutan selamatan kematian yang tergolong selalu dilaksanakan adalah sebagai
beikut :
1.
Geblag atau selamatan setelah penguburan
2.
Nelung dina
atau selamatan setelah tiga hari kematian
3.
Mitung dina atau selamatan setelah tujuh hari kematian
4.
Matangpuluh dina atau selamatan setelah 40 hari kematian
5.
Nyatus dina atau selamatan setelah 100 hari kematian
6.
Mendhak sepisan atau selamatan setelah satu tahun kematian
7.
Mendhak pindho atau selamatan setelah dua tahun kematian
8.
Nyewu atau selamatan sete1ah seribu hari kematian
1. Geblag atau selamatan setelah
penguburan
Geblag atau biasanya disebut ngesur
tanah merupakan upacara yang diselenggarakan pada saat hari meninggalnya
seseorang. Upacara ini diselenggarakan pada sore hari setelah jenazah
dikuburkan. Istilah sur tanah atau ngesur tanah berarti menggeser tanah
(membuat lubang untuk penguburan mayat). Sajian acara ini berupa : Tumpeng kuwat yang berisi lauk pauk dan
Rasulan atau ingkung.
2. Nelung dina
atau selamatan setelah tiga hari kematian
Pelaksanakan
selamatan biasanya dilakukan malam hari menjelang hari dan pasaran ke tiga. Dalam
kaitan ini orang Jawa berkeyakinan bahwa roh orang yang meninggal masih berada
di dalam rumah. Namun roh tersebut sudah tidak berada di tempat tidur lagi. Roh
sudah mulai berkeliaran untuk mencari jalan agar dengan mudah meninggalkan
rumah dan anggota keluarga. Sajian dalam acara nelung dina terdiri dari :Nasi Saruh tanah yang dibentuk dengan
penggelan, laki-laki berjumlah 5 sedangkan perempuan berjumlah 6 atau genap.
3.
Mitung dina
atau selamatan setelah tujuh hari kematian
Selamatan mitung dina dimaksudkan untuk penghormatan
terhadap roh yang setelah tujuh hari roh mulai keluar dari rumah. Biyasana diadakan
juga selametan tahlilan dan yasinan. Selametan ini sajianya hampir sama dengan
nelung dina yaitu : nasi saruh
tanah, untuk laki-laki :7 dan perempuan : 6. Terkadang disediakan
juga rasulan dan tumpeng kuwat setelah acara yasinan.
4. Matangpuluh dina atau selamatan setelah 40 hari
kematian
Tradisi selamatan matangpuluh dina dimaksudkan sebagai
upaya untuk mempermudah perjalanan roh menuju ke alam kubur. Selamatan ini
sajianya terdiri dari : Rasulan atau
ingkung yang berjumlah 1,Tumpeng kuwat 1, ambeng ( nasi buket yang dibentuk
bulat diatas tampah) 2. Tompon( nasi yang dipenggel beserta lauk pauknya. serta
tumpeng komaran yang berisi lauk pauk, kupat lepet, pisang raja ambon, jajanan
pasar(kacang lanthing) yang dilaksanakan setelah yasinan.
5.
Nyatus dina atau
selamatan setelah 100 hari kematian
Tradisi selamatan nyatus dina dimaksudkan untuk
menyempumakan semua hal yang bersifat badan wadhag. Di alam kubur ini, roh
masih sering kembali ke dalam keluarga sampai upacara selamatan tahun pertama
(mendhak pisan) dan peringatan tahun kedua (mendhakpindho). Uborampe selamatan nyatus dina dengan sajian matangpuluh terbilang sama yaitu : Rasulan atau ingkung yang berjumlah
1,Tumpeng kuwat 1, ambeng ( nasi buket yang dibentuk bulat diatas tampah) 2.
Tompon( nasi yang dipenggel beserta lauk pauknya. serta tumpeng komaran yang
berisi lauk pauk, kupat lepet, pisang raja ambon, jajanan pasar(kacang
lanthing) yang dilaksanakan setelah yasinan.
6. Mendhak sepisan atau selamatan setelah satu tahun
kematian
Upacara mendhak pisan merupakan upacara yang
diselenggarakan ketika orang meninggal pada setahun pertama. Tata cara dan
bahan yang diigunakan untuk memperingati seratus hari meninggalnya pada
dasarnya sama dengan ketika melakukan peringatan seratus hari. Sajianyapun sama
dengan selamatan nyatus dina yaitu : Rasulan atau ingkung yang berjumlah
1,Tumpeng kuwat 1, ambeng ( nasi buket yang dibentuk bulat diatas tampah) 2.
Tompon( nasi yang dipenggel beserta lauk pauknya. serta tumpeng komaran yang
berisi lauk pauk, kupat lepet, pisang raja ambon, jajanan pasar(kacang
lanthing) yang dilaksanakan setelah yasinan.
7. Mendhak pindho atau selamatan setelah dua tahun
kematian
Pada selamatan ini juga dilakukan pengiriman doa
dengan eara tahlil dan sajian selamatan. Ubarampe selamatan sarna dengan
selamatan sebelumnya yaitu : Rasulan atau
ingkung yang berjumlah 1,Tumpeng kuwat 1, ambeng ( nasi buket yang dibentuk
bulat diatas tampah) 2. Tompon( nasi yang dipenggel beserta lauk pauknya. serta
tumpeng komaran yang berisi lauk pauk, kupat lepet, pisang raja ambon, jajanan
pasar(kacang lanthing) yang dilaksanakan setelah yasinan.
8. Nyewu atau selamatan sete1ah seribu hari kematian
Nyewu boleh dikatakan sebagai puncak
dari rangkaian selamatan kematian. Pada saat ini orang Jawa meyakini bahwa roh manusia
yang meninggal sudah tidak akan kembali ke tengah-tengah keluarganya lagi. Roh
tersebut betul-betul telah akan meninggalkan keluarga untuk menghadap Tuhan.
Sajianya sama dengan yang sebelumnya tetapi jiak keluarga mampu maka terkadang
pihak keluarga menyembelih kambing untuk melengkapi sajianya.
Terima kasih. Untuk Tools yang lengkap bisa dilihat dibawah ini :
BalasHapusAplikasi Online Menghitung Selametan Orang Meninggal Menurut Budaya Jawa, Mudah dan Cepat Tanpa Ribet